Berdasarkan
Peraturan bersama Kasad dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007
dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha
pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan serta Sprint
Kasad dan SK Kwarda Jateng, maka secara resmi Pimpinan Satuan Karya Pramuka
Wira Kartika Jawa Tengah dikukuhkan.
Para
Pimpinan Saka yang berupaya dan kerkewajiban merintis berdirinya Saka di Jawa
Tengah itu, telah memperkenalkan bendera Satuan Karya Wira Kartika dengan warna
dasar hijau tua, seperti tampak pada gambar, juga badge Saka maupun Tanda
Jabatan.
Pengorganisasian
Saka binaan TNI-AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya.
Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk
dalam Satuan Krida antara Lain :
1. Krida Survival
2. Krida Pioneer
3. Krida Mountainering
4. Krida Navigasi Darat
5. Krida Penanggulangan bencana alam
Tiap Krida memiliki Spesifikasi materi pendidikan yang berbeda dengan krida
lainnya.
SURVIVAL
A.KRIDA SURVIVAL
Dalam melakukan perjalanan di Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali
diri dengan pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang
berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu
mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang
yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Mengapa Ada Survival ?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari
kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam
(cuaca dan medan), Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan),
Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan), Banyaknya
kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita
sendiri.
Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu
bertahan atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm
survival terletak dari kesiapan mental kita. Timbulnya kebutuhan survival
karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
a. Keadaan alam (cuaca dan medan)
b. Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
c. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tersebut biasanya timbul akibat
kesalahan-kesalahan kita sendiri
Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di
sini hanyalah menurut versi pencinta alam.
S : Size up
the situation
U : Undue haste makes waste
R : Remember where you are
V : Vanguish fear and panic
I : Improve
V : Value living
A : Act like the native
L : Learn basic skill
|
S : Sadar
dalam keadaan gawat darurat
U :
Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R
: Rasa takut dan putus asa hilangkan
V
: Vitalitas tingkatkan
I :
Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V
: Variasi alam bisa dimanfaatkan
A
: Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L :
Lancar, slaman, slumun, slamet
|
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb,
agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika
anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
a. Semangat untuk tetap hidup
b. Kepercayaan diri
c. Akal sehat
d. Disiplin dan rencana matang
e. Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Kondisi yang fit dan kuat
3. Pengetahuan
a. Cara membuat bivak
b. Cara memperoleh air
c. Cara mendapatkan makanan
d. Cara membuat api
e. Pengetahuan orientasi medan
f. Cara mengatasi gangguan binatang
g. Cara mencari pertolongan
4. Pengalaman dan latihan
a. Latihan mengidentifikasikan tanaman
b. Latihan membuat trap, dll
5. Peralatan
a. Kotak survival
b. Pisau jungle , dll
6. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
a. Mengkoordinasi anggota
b. Melakukan pertolongan pertama
c. Melihat kemampuan anggota
d. Mengadakan orientasi medan
e. Mengadakan penjatahan makanan
f. Membuat rencana dan pembagian tugas
g. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
h. Membuat jejak dan perhatian
i. Mendapatkan pertolongan
7. Perlengkapan survival kit
Survival kit ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam
perjalanan, antara lain :
a. Perlengkapan memancing
b. Pisau
c. Tali kecil
d. Senter
e. Cermin suryakanta, cermin kecil
f. Peluit
g. Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
h. Tablet garam, norit
i. Obat-obatan pribadi
j. Jarum + benang + peniti
k. dll
PIONEERING
B. KRIDA PIONEERING
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan.
Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah
hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan
benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan
kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan
basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso
Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
|
Simpul
Ujung Tali dan Simpul Mati
|
Macam-macam Ikatan dan Kegunaannya :
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal
ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak
leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi
mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk
menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian
mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
|
Ikatan
Pangkal dan Ikatan Tiang
|
MOUNTAENEERING
C. KRIDA MOUNTAINEERING
Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang
lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan
mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak
terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam
hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki
sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat
jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai
alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya,
scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi
pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim
(kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama
maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang
atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan
ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari
pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk
menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim
adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti
karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, saling, dan sederetan
peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan
medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing
ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat!.
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu
gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor
lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat
tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering
seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik,
bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai
level kegiatannya.
2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau
tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara
vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di
daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh
bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.Di dalam arti yang
sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang
mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga
Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan menggunakan tali pursik)
dan lain-lain.
3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan
kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan
kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan
dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat
panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang
benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
4. Ice and Snow Climbing
Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu
membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang
didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang
sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga
menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan
teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila
jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh
UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang
tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan
belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah
10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
1. Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali
static digunakan untuk rappelling.
2. Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat
maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna
mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang
berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
1. Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
2. Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi
sling antara lain :
1. sebagai penghubung
2. membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
3. Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
4. Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang
terpasang.
4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan
gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay
atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka
bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
1. Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
2. Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung
dirakit oleh pabrik.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
1. Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat.
Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
2. Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot.
Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil.
Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada
achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam
anchor, yaitu :
1. Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing,
tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
2. Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada
tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.
NAVIGASI DARAT
D. KRIDA NAVIGASI DARAT
Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta
maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak
dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akanmemudahkan perjalanan
kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu,
keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat
atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik
penggunaannya.
A. Peta
HAKEKAT PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil
yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang
menyajikan informasi tentang bumi.
MACAM PETA
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan
penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan
informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya.
Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2
jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
1. Peta Topografi
Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi
berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua
benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri,
yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan
,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta
ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
KETERANGAN TEPI PETA
1. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama
Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
2. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama
daerah tingkat I (tergantung pada versi peta)
3. Nomor helai peta pada margin atas kanan.
4. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta
tersebut dari peta keseluruhan
5. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah
dari propinsi hingga kecamatan.
6. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis,
serta utara sebenarnya.
7. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti
simbol yang ada.
ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta
dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti
arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta,
utara sebenarnya serta utara magnetis
1. Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh
garis bujur/meridian.
2. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh
jarum kompas
3. Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal
pada peta yang juga disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari
tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis
variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan.
Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi
diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
1. Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta,
yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis
koordinat vertikal yang di gambarkanpada peta, atau sudut antara US dan UP.
2. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara
megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US
Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
3. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
4. Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari
waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang
negatif berarti pergeseran kearah barat.
SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di
medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis.
Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama
(cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing
menunjukan jarak tertentu (km).
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang
sebenarnya.
KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang
tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :
1. Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala
yang dinyatakan dalam satuan meter.
2. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali
pada kawah/depresi
3. Antar kontur tidak akan saling berpotongan
4. Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
5. Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
6. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari
perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
7. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
MENGENAL TANDA MEDAN
Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang
cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda
medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita
memulai pengembaraan.Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :
1. Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup
ekstrim,
2. Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf
3. Menjorok menjauhi puncak
4. Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok
mendekati puncak.
5. Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
6. Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
7. Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali
2. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan
bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini
digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam
pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.
B. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang
disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas
terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari
baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas :
1. Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
2. Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
3. Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah
mata angin.
Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam
perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
1. Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang
kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
2. Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi
akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca
pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik .
CARA PEMAKAIN KOMPAS
Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara
megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak
terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas.
BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita
gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi
untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena
disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala
pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan
pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.
AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat.
Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan
memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth.
Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan
cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah
azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth
200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah
180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh
azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat
melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut
bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode
pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas
Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara
membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak
tertentu.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan
hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut
dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan
tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan
lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama
tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas
(back azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan
sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda.
Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk
keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan
mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara
kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa
memperhitungkan deklinasinya.Langkah-langkah orientasi pada peta :
1. Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok
(dapat dikenali)
2. Letakan peta pada bidang datar
3. Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang
alam yang ada.
4. Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di
peta (seperti jalan raya, sungai,dll)
E. Resection
Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang kita kenal. Langkah-langkah resection :
1. Lakukan orientasi peta
2. Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back
azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30
derajat maksimal 150 derajat
3. Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan
antara keduanya.
4. Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
E. KRIDA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
SAR
Sejarah SAR Nasional
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali
dengan adanya penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki
organisasi SAR
Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota
organisasi penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation
Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah
penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.
Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO
tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955
tentang Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis
mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan
pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan dan materil.
Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International
Maritime Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan
IMO tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai
negara yang besar dan dengan semangat gotong royong yang tinggi, bangsa
Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international yaitu mampu menangani
musibah penerbangan dan pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu
diadakan suatu organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala
kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas
SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang
pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang
akhirnya menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk
kemudian.
Hasil survey akhirnya dituangkan pada ?Preliminary Recommendation? yang berisi
saran-saran yang perlu ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk mewujudkan
suatu organisasi SAR di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun
1972 tanggal 28 Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia (BASARI).
Adapun susunan organisasi BASARI terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan
2. Pusat SAR Nasional (Pusarnas)
3. Pusat-pusat Koordinasi Rescue (PKR)
4. Sub-sub Koordinasi Rescue (SKR)
5. Unsur-unsur SAR
TUGAS, FUNGSI DAN SASARAN BASARNAS
A. TUGAS POKOK
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005 Tentang Organisasi
dan tata kerja Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok
melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and
Rescue (SAR) dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau
dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau
penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan
musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.
B. FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan
operasi SAR;
2. Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR;
3. Pelaksanaan tindak awal;
4. Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya;
5. Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh
instansi dan organisasi lain;
6. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar
negeri;
7. Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR
8. Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.
PERALATAN SAR
Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res cuer ketika melaksanakan
pertolongan terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan
peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan
meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
1. Peralatan perorangan
Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan;
2. Peralatan beregu.
Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;
PERALATAN KOMUNIKASI
Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam
pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini
tidak lepas dari semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana
pertukaran informasi balk berupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem
komunikasi yang digelar mempunyai fungsi:
1. Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah
pelayaran dan/atau penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya
dapat dideteksi sedini mungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan
penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat. Oleh karena itu setiap
informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan,
kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path
peraturan internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran
dan peraturan ICAO untuk memonitor musibah penerbangan.
2. Jaring Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi
dalam mendukung kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS
dengan Kantor SAR dan antar Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/
organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga secara cepat dan tepat.
3. Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksudkan untuk
mengendalikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR.
4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan
pembinaan dan administrasi perkantoran.
PENYELAMATAN KORBAN TENGGELAM
Kasus tenggelam cukup sering ditemukan, baik tenggelam dalam air tawar maupun
air laut. Kasus tenggelam sering terjadi pada anak kecil, atau orang dewasa.
Sebagai orang awam yang ingin menolong seseorang yang tenggelam, kami
memberikan tips sebagai berikut :
1. Pastikan diri anda mempunyai kemampuan untuk menolong, bila tidak yakin
dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik
kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang", maksudnya "
Jangan menambah korban lebih banyak".
2. Segera menginformasikan kepada orang disekitar untuk mencari bantuan
lanjutan.
3. Pelajari situasi dan kondisi disekitar korban.
4. Cari alat bantu untuk menyelamatkan korban, contoh : pelampung,
ranting/kayu, tali dan sebagainya
5. Tahap berikutnya adalah tahap penyelamatan korban tanpa menggunakan alat
bantu.Dalam tahap ini dapat dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
a. Terjun ke air dengan mata tetap memandang posisi korban
b. Dekati korban sesuai dengan jarak tertentu dan mengajak berkomunikasi, untuk
kasus korban yang masih sadar.
6. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.
7. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh korban
sambil menegur korban.
8. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah
diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai :
a. A = Airway ( Jalan nafas )
b. B = Breathing ( Bernafas )
c. C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh
darah )
PMK
Sejarah Pemadam Kebakaran
Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi
Pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan
penerangan ketika datang kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia
sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, dan alat perlindungan
dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah sebelum mampu
menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia
pada waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir.
Keadaan ini mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api,
sehingga api dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh
dalam mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan
sosial dan politik seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang
menetap. Akan tetapi, api yang sudah diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak mitologi yang
menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia.
Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang
pertama. Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap
bahaya kebakaran. Tugas utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan
pada malam hari (dilakukan oleh Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya,
setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus bila terjadi kebakaran.
Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi
kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh
kota, dan pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api.
Siponarii adalah sebutan bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran
dinamakan Praefectus Vigilum yang memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.
Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni
pasukan rakyat dari pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas
pencegahan kebakaran telah terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan
tugasnya dapat mengerahkan satu sampai dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan
pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 10 orang, 5 orang berjaga
pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.
Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran
Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk
membentuk organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini
berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang
proteksi kebakaran yang bernama Curfew (bahasa Perancis: mengatasi kebakaran)
yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di malam hari. Selain
Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872.
Pengawas Kebakaran
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman
kolonial. Pada tahun 1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari
pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga tahun kemudian, terjadi pembaharuan
di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang sukarelawan, pengawas
kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas berderak
karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya
berderak-derak. Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum
terbentuknya kesatuan polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687.
Lembaga ini pertama kali dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang
diasuransikan, dan dipandang sangat penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai
tugas penting, yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi yang baru
terbentuk agar dapat diterima masyarakat.
Klasifikasi Jenis Kebakaran
Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu,
plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas
ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering.
2. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media
pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran
(APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini
karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga
bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana
3. Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas
ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.
Prinsip Pemadaman Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak
kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena
persenyawaan dari:
1. Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar
matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik
dan sebagainya.
3. Oksigen (tersedia di udara)
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya
kebakaran kita harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar,
misalnya Dilarang Merokok ketika Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar,
Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan sebagainya.
Peralatan Pencegahan Kebakaran
1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat
dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai
ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko
kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan
bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan
ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam
api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon
tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
2. Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai
namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada
beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil
cadangan air.
3. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap
orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus
untuk pemakaian dalam gedung.
4. Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan
adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat
5. Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air
secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah
di mana ada sprinkler tersebut.
Pencegahan Kebakaran
Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan
pemadaman suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi
suatu sistem manajemen /pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
Pengetahuan Dasar DAMKAR
Sebelum kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar
apabila kita perlu untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan
bagaimanakah kebakaran itu. Setelah itu maka kita akan menyadari bahwa
peristiwa/masalah kebakaran sesungguhnya merupakan masalah yang menjadi ancaman
bagi semua orang, baik disadari ataupun tidak.
KIMIA API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus
tahu segala hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan
lainnya. Memiliki gambaran tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh
musuh, membuat kita dapat membuat rencana untuk menga-tasi aksi tersebut, dan
lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak dapat berjalan. Demikian
juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu tentang
bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat
menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita
siap menghadapi musuh kita semua, yaitu kebakaran.
A. PEMBAKARAN
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu
kebakaran dua kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan.
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya
menghasilkan panas dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat
dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh
reduktor/pereduksi (bahan bakar). Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu
kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pemberian elektron oleh
oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.
B. NYALA API
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini
adalah salah satu dari bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil
reaksi dengan panas dan cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api
ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna yang dihasilkan
oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru
terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya
atau liquid produk antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan
berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga, kuning, atau putih,
tergantung dari tem-peraturnya.
C. BARA API
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi
adanya bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi.
Contoh yang baik untuk bara api adalah batu bara. Warna dari bara api pada
permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya. Beberapa warna yang terlihat
dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.
D. SEGITIGA API
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu
reaksi oksidasi, jadi harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/
pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah men-dapatkan dua komponen
peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di
sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari
kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam
kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama
dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi
komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui.
E. OKSIGEN
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak
dapat terbakar (nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk
kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki
oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api
oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak
terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran.
F. PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah
uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi
penyalaan.
a. Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini
adalah:
1. Arus listrik
2. Kerja mekanik
3. Reaksi kimia
4. Reaksi nuklir
5. Radiasi matahari
b. Cara-cara Perpindahan Panas
Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini
harus mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak
terkontrol akan dapat mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan
kebakaran lain.
Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: konduksi,
konveksi dan radiasi; dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang
disnyulutan langsung.
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas
berpindah di dalam suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik
lain yang memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila
kita memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas
akan berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah
bentuk.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau
bahan yang dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas
berpindah dengan berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa
panas tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di lantai
bawah sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap atau gas
hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya.
3. Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar
seperti pada dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah
secara memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas.
Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu bahwa
dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas
matahari dapat sampai ke bumi.
TETRAHEDRON API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti
yang dimaksud dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses
pembakaran yang dibutuhkan oleh proses pembakaran untuk mendukung
kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu rantai reaksi kimia
antara bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan
menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang
lebih sederhana. Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur
menyebabkan oksigen tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul
bahan bakar akan terpecah, bergabung ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya,
mulai menyala, menyebabkan naiknya temperatur, menyeap oksigen tambahan, dan
melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai
seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala
api. Selama tersedia bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan
selama temperatur mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran.
Sehingga dengan demikian segitiga api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi
kimia, yang juga termasuk komponen pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga
dimensi segitiga piramida (tetrahedron).
TAHAPAN KEBAKARAN DALAM RUANGAN
Pada umumnya kebakaran dalam ruangan dengan terbagi dalam tiga tahapan.
Masing-masing tahapan memiliki ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan
dengan bahan yang terbakar yang berbeda-beda. Lama dari masing-masing tahapan
bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan, bahan bakar, dan ventilasi, akan
tetapi secara keseluruhan tahapannya adalah kebakaran awal kebakaran bebas
kebakaran menyurut.
Letusan Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah "ERUPSI". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan
dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas
lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga
mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (MAGMA). Magma
akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya,
yaitu
1. Bahaya Utama (Primer)
a. Awan Panas
b. Lontaran Material (pijar)
c. Hujan Abu lebat
d. Lava
e. Gas Racun
f. Tsunami
2. Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses
peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan
material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim
hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta
adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut
lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
1. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
2. Membuat perencanaan penanganan bencana.
3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
4. Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran
lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan
diri untuk kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat
dijadikan pegangan di manapun anda berada.
a. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja
untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki
meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor,
maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
b. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang
terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiridekat gedung, tiang dan
pohon.
c. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran
atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan
papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau
apapun yang anda bawa.
d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk
dari petugas atau satpam.
e. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan
interphone jika tersedia.
f. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas
kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
g. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya.
Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti
instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil,
biarkan mobil tak terkunci.
h. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran
dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
i. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada disekitar anda.
j. Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untukmencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari
pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang
tidak jelas.
Tujuan
dibentuknya saka wira kartika
Tujuan pembentukan Saka Wira Kartika
adalah memberikan pengetahuan tentang pertahanan, keamanan dan juga bela negara
kepada generasi muda, khususnya yang tergabung dalam Gerakan Pramuka.(gtc)
Fisik dan arti dari Lambang Saka Wira Kartika
A.
Bentuk.
Lambang
Saka Wira Kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya sama panjang
B. Isi :
1. Lambang Eka Paksi.
2. 2 buah Tunas Kelapa Gerakan Pramuka.
3. 2 buah batang padi yang menguning.
4. Untaian pita bertuliskan Saka Wira Kartika.B. Isi.
C.
Warna dan arti.
1. Warna dasar Merah Putih
melambangkan bendera kebangsaan Republik Indonesia.
2. Lambang Kartika Eka Paksi. Terdiri
atas kata “ Eka “ berarti Bintang. “ Eka “ berarti satu, dan “ Paksi “ berarti
burung. Di atas burung terdapat Bintang Emas yang melambangkan kemenangan yang
gemilang. Di dada Burung terdapat warna Merah Putih dan yang melambangkan
kesucian dan keberanian. Sehingga keseluruhan melambangkan keperkasaan tanpa
tanding dalam menjujung tinggi cita-cita luhur bangsa Indonesia.
3. Tunas Kelapa Gerakan Pramuka.
Melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka hendaknya serbaguna. Seperti
kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
4. 2 Tangkai padi yang menguning.
Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.
5. Segilima, Melambangkan Dasar
Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila.
6. Garis tepi warna kuning,
melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria.
7. Untaian pita berwarna merah dengan
tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam :
a. Warna Pita merah melambangkan
keberanian.
b. Warna tulisan hitam melambangkan
ketegasan.
8. Tulisan
Saka Wira Kartika :
a. Saka ( Satuan Karya Pramuka )
adalah wadah pendidikan guna menyakurkan minat, mengembangkan bakat, dan
pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang Ilmu pengetahuan dan tehnologi.
b. Wira adalah kesatria muda yang
terampil, tangkas dan cerdas.
c. Kartika adalah Bintang yang
tinggi, melambangkan cita-cita yang tinggi dan berbudi luhur.
Creat By : MUH ASHAR